Tuesday, April 24, 2012

Amsterdam Canal & Windmil

25 Maret 2012 (Freezing morning in Amsterdam)
7 jam tidur di dalam bis (Paris - Amsterdam) yang menurutku tidak begitu nyaman dibandingkan bus malam yang ada di kotaku, kami tiba di Amsterdam Amstel Station. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi tapi serasa masih jam 05.30 pagi. Ternyata waktu di Amsterdam satu jam lebih cepat dibandingkan Paris. Kami pun segera menuju box penjualan tiket kereta api. Tujuan utama kami hari ini adalah Keukenhof yang hanya di buka sekali setahun pada akhir musim dingin. 
Di depan box tiket kami sempat bingung. Yah namanya juga belum sadar sepenuhnya, jadi butuh waktu untuk memahami bagaimana cara membeli tiket dari mesin. Mau nanya petugas, belum ada loket yang buka. Ya sudah lah, kembali menggunakan metode trial and error aja dah. Pencet pencet dikali dua tujuan Amsterdam Central dan keluar lah tiket dan nominal yang harus kami bayar. Ticket sudah di tangan kami pun segera naik ke lantai dua menunggu kereta. Uniknya di sini ada heater juga. Jadi lumayan membuat badan hangat walau perut kelaparan. Cukup menunggu 5 menit, kereta yang ditunggu pun tiba. Setiba nya di Amsterdam Central, langsung nyari toilet yang bahasa belanda nya WC. Cuci-cuci muka ala koboi dan dandan dikit lah :) kemudian sarapan ala kadarnya. Tas dititipin dulu di locker yang tersedia di Amsterdam Central. Eh nggak tahu nya nggak bisa bayar pakai koin, terpaksa dah pakai kartu kredit. Untuk mencapai Keukenhof kami memutuskan via Schipol dimana akan ada bus khusus tujuan Keukenhof.
Tiket online sudah kami beli sebelum meninggalkan Indonesia. Ternyata bandara Schipol bagus juga. Senang menikmati sistem yang terintegrasi antara Bandara dan Stasiun kereta. Kami pun mencari petunjuk arah halte Keukenhof yang sangat mudah ditemukan. Setiba nya di halte sudah ada seorang ibu juga menunggu bis. Kami sempat berbincang-bincang sebentar dan tak lama satu per satu penumpang juga mulai datang begitu pula bus yang kami tunggu. Sepanjang perjalanan kabut menggelayut. Sempat ketar ketir juga semoga nggak hujan. Apa sih keistimewaan Keukenhof? Di taman ini kita bisa menikmati beragam jenis Tulip dan bunga-bunga di taman ini ditata dengan begitu indahnya. Seperti tempat-tempat wisata lainnya, sudah banyak orang di taman ini. Seiring waktu berjalan, matahari pun menerangi taman dan menghangatkan badanku. Dan taman ini semakin indah. Satu per satu pula penjaja makanan ringan mulai membuka lapaknya. Eh tapi jangan di bayangkan seperti penjual kaki lima di Indonesia ya. Kalau yang jualan disini rapi jali seperti pelayan restoran. Kami pun mencicipi buah strawbery yang segar. Kalau minum cukup dengan tap water alias air keran :). 
Jam demi jam berlalu. Sudut demi sudut taman kami jelajahi dan kami pun harus kembali ke Amsterdam karena waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Kembali menggunakan bus yang sama menuju Schipol dilanjutkan menuju Amsterdam. Tiba di Amsterdam sudah jam 6 sore. Kami pun mengambil tas di loker dan mengeluarkan petunjuk jalan menuju hostel. Kali ini hostel yang kami tempati unik karena berupa hostel boat. Yup, hostel di dalam perahu dan pilihan kami jatuh pada Amicitia. Jarak dari Amsterdam Central Station sekitar 10 menit jalan kaki. Kami pun di sambut oleh Roy si pemilik Amicitia. Pria ber tato tapi sangat ramah, baik hati, sopan dan humoris plus helpful. Beliau menerangkan tempat-tempat yang menarik yang bisa ditempuh dengan jalan kaki ataupun dengan trem dan kemudian menunjukkan kamar kami. Kali ini cuma kami berdua satu kamar dan shared bathroom dengan penghuni kamar yang lain. Saatnya beristirahat.

26 Maret 2012 (Waterland Adventure) 
Sarapan yang dihidangkan Roy sederhana tapi enak walaupun kami harus menunggu jam 8.30 pagi. Kami mendiskusikan itinerary hari ini. Karena di hostel ini tidak ada WiFi, jadi mengandalkan catatan yang kami buat untuk berkelana di Waterland Area dimana beberapa tempat nya terkenal dengan keju nya di Edam atau dengan desa nelayannya di Volendam dan Marken. Itulah tiga desa yang akan kami tuju hari ini. Setelah menghitung-hitung budget ngeteng dengan waterland ticket, akhirnya memutuskan beli tiket waterland saja. Kami pun menuju Amsterdam Central dan naik ke lantai 2 menunggu busnya setelah mampir sebentar ke Information Centre nanya how to get to Volendam. Bukan berarti kami ngerti malah tambah bingung. Kok nggak ada nama bus seperti di dalam itinerary kami. Kami hanya menemukan petunjuk bus nomer sekian akan ke Volendam, bus nomer sekian akan ke Marken. Kami tahu beli tiket nya memang harus ke supir bis nya, tapi nggak menemukan nama bis nya. Eh nggak tahu nya emang operator bisnya sudah diganti dengan perusahaan lain. Bus tujuan Edam pun tiba. Kerennya di dalam bis ini tersedia WiFi gratisan. Aku pun segera memperbaharui google map dan mengaktifkan GPS nya. Syukurlah kali ini bekerja dengan baik. Tiba di Edam kami berkeliling keliling. Aku lupa apa triggernya, aku sempet banget dengan Ririn dan sebaliknya, alhasil dalam perjalanan selanjutnya di Volendam jalan-jalan sendiri dan bener-bener pisah setelah sampai di Marken. Ririn kembali ke Amsterdam dan aku menikmati Marken. Egois masing-masing keluar dah :D. Tapi besok paginya sudah baikan lagi :D.
Di Volendam aku sempat nyobain ikan haring dan foto berpakaian wanita Belanda. Ternyata pakai kelom kayu nggak ada enak nya sama sekali. Lebih susah dibandingkan pakai high heel. Di Marken rumah-rumahnya juga unik. Aku menikmati sore itu di bibir pantai sambil memandang seorang pemancing tampan melemparkan jorannya ke tengah laut. Mau kenalan tapi aku malu :p. Karena operational time bis waterland terbatas, aku pun bergegas meninggalkan Marken. Tiba di Amsterdam dengan berbekal yoghurt dan wafel, kunikmati sunset dari atas kapal Amicitia. Indah tapi aku kedinginan. Mendingan tidur ah. 

27 Maret 2012 
Hari ini kami akan mengikuti Free Walking Tour lagi. Tour guide kami David dari Irlandia. Kali ini kami berdua bisa mengiringi langkah nya sepanjang perjalanan. Tempat-tempat yang kami kunjungi Damrak, RDL, Royal Palace, Anne Frank House dll. Nah yang menarik pas di former VOC office yang sekarang digunakan sebagai Universitas. Si David kemudian menceritakan tentang kegiatan VOC di Indonesia. Kami berdua hanya senyum-senyum saja mendengar penjelasan David. Salah satu peserta tour dari Amerika sempat menanyakan kebenaran cerita David kepada Ririn yang di benarkan itulah adanya. Setibanya di Patung Multatuli a.k.a Douwes Dekker (coba dibuka lagi buku sejarahnya), si David menjelaskan bahwa beliau ini lah yang membuat buku bahwa bangsa Indonesia diperlakukan seperti budak demi kemakmuran bangsa Belanda. Di tengah perjalanan, David mengkonfirmasi kebenaran Multatuli dan kami pun meng-iya-kan saja. He he he...padahal nggak pernah baca juga baca buku nya Multatuli. Free walking tour yang berkesan selama dua jam ini berakhir di depan Anne Frank Museum. Petualangan kami di Amsterdam pun ditutup dengan menikmati makan malam di Damrak sambil cuci mata :).

28 Maret 2012 (See you again Amsterdam)
Tujuan selanjutnya adalah Swiss. Kami menggunakan low budget carrier airlines "Easy Jet". Pemeriksaan benar-benar ketat. Apalagi pada saat melewati x-ray. Dompet yang tersimpan di saku pun terlihat di layar monitor dan diperiksa berapa isinya. Waktu boarding sudah muncul di layar monitor. Kami pun segera berlari menuju ruang tunggu. Eit, ternyata tidak ada ruang tunggu. Saat tiba di gate keberangkatan menunjukkan kartu boarding dan langsung naik ke pesawat. Jadi ruang tunggu nya ya di pesawat itu. Dan setelah semua penumpang naik pesawat pun siap untuk take off. Sampai ketemu lagi Amsterdam.....

No comments:

Post a Comment