Sunday, July 28, 2013

Umroh Ramadhan Cinta (Ramadhan 1434 H)

“Innahuu ‘alaa roj’ihii la qoodir” (At Thariq :8). Ayat ini terlantun 8 bulan lalu di dua kota suci ini. Subhanallah undangan Nya begitu cepat. Raga dan jiwa ini pun kembali lagi ke tanah suci di bulan yang Engkau sucikan, bulan dimana diturunkan Al Quran, bulan dimana salah satu malam nya lebih baik dari seribu bulan. Alhamdulillah, kali ini tidak dibiarkan sendirian seperti waktu haji. Sahabat terdekat jadi teman beribadah. Semuanya tanpa rencana. Hanya dua kalbu yang merindukan tanah haram ini lah yang dipersatukan oleh Nya untuk saling mendampingi. Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdziban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

“ Kha, Gw pengen umroh ramadhan… recommended nggak travel yang kamu pakai? Lagi hunting travel tapi belum ada satupun yang memberi respon” Pertanyaan ini kulontarkan 3 bulan sebelum berangkat umroh. Tak disangka beberapa hari setelah pertanyaan ini Ikha memberikan kejutan “…. Aku juga mau umroh ramadhan asal berangkat bareng dengan travel yang sama”. Nikmat mana lagi yang bisa di dustakan?

“Visa belum keluar euy…” tepat seminggu sebelum berangkat. Diri ini kemudian menelaah lagi satu persatu apa yang sudah diperbuat setelah mendaftar. Pelunasan sudah, dokumen sudah komplit. Satu yang terlupa : SEDEKAH.

“ …ditelpon nggak ya Multazam nya?” H-1 sebelum keberangkatan. Entah kenapa hati ini tenang sekali. Yah namanya datang ke tempat yang super special, berarti cobaan nya juga special. Semoga amalan yang sudah dilakukan bisa memudahkan semua urusan. Whatever will be aja dah, yang penting pergi dulu ke Jakarta. Diliat ntar apa yang akan terjadi besok. Ba’dha dzuhur diberi informasi siap-siapin aja pakaian untuk berangkat. Visa masih dalam masa pengurusan dan insya Allah bisa keluar.. Senyum. Nikmat mana lagi yang bisa kami dustakan?

“… baju ihram nya dikeluarkan dari koper. Tujuan pertama adalah kota Makkah.” Dikabarin lagi tepat ba’dha Ashar saat akan berangkat ke airport. Alhamdulillah. Positif dah Visa nya di APPROVE. Stamina kami sudah mulai menurun. Hanya zikir dan doa yang menguatkan sepanjang perjalanan menuju bandara.  Nikmat mana lagi yang bisa didustakan?

Subhanallah, walhamdulillah, walailahailallah, wallahu akbar.

Saturday, April 28, 2012

Pronto Italy!!!!

30 Maret 2012 (Pronto Italy)
Perjalanan Geneva – Milan ditempuh dengan kereta cepat sekitar 3 ½ jam. Karena duduk nya hadap-hadapan dengan penumpang lain di kelas 2, jadi nggak bisa bebas bergerak. Ya sudah lah, sesekali aku berdiri di gang antar compartement kereta disambi mengambil foto. Sempat disapa beberapa penumpang juga karena posisiku berdiri dekat dengan toilet. Jadi mereka kebanyakan nanya apakah aku ngantri toilet? 

Menjelang perbatasan Italy, petugas custom naik ke atas kereta. Jadi kalau ada yang mau declare barang yang di beli di Swiss bisa langsung ke petugas ini. Tapi wajah mereka juga agak sedikit sangar sih agak keder juga pas ngeliat nya.

Lega rasanya begitu kereta masuk stasiun Milan Centrale. Kami bergegas keluar mencari trem menuju hostel. Disini unik lagi cara beli tiket trem atau bus atau subway nya. Dibeli ke toko-toko di sekitar halte trem atau bis bukan di mesin penjualan tiket. Nanti sebelum naik kereta atau train harus validasi dulu.