Thursday, May 19, 2011

Lumba-Lumba Kiluan

Awalnya sama sekali tidak tertarik untuk ke Kiluan hanya untuk melihat lumba-lumba. Toh di tempat ku bermukim saat ini juga masih bisa melihat lumba-lumba walau hanya seekor dua ekor. Tapi pertemuan dengan rekan petualang pada saat ke Derawan, membuat saya jadi penasaran untuk ke sana. Setelah mencari informasi ke sana kemari dan partner jalan nggak bisa ikutan, akhirnya diputuskan ikut event organizer.

13 Mei 2011 sekitar jam 7 malam, kami berkumpul di Carefour MT. Haryono. Surprise...surprise... peserta nya perempuan semua. Wow...wanita tangguh. Kenapa?? Akan terjawab nanti. Kebetulan masih ada satu peserta lagi yang terlambat karena pesawat nya delay. Dan peserta menolak untuk menunggu yang terlambat lebih lama lagi. Jadi di beri pilihan untuk bertemu di tengah jalan atau sekalian di Merak. Perjalanan menuju Merak begitu senyap. Saya memilih menjadi mata kedua pak sopir yang sudah mulai mengantuk...apalagi jalan menuju Merak rusak dan dalam perbaikan. Akhirnya tiba di Pelabuhan Merak jam 12 malam. 


Setelah menunggu bongkar muat, kapal Ferry pun siap berangkat. Nah, satu peserta yang ketinggalan ini ternyata juga sudah tiba di Merak. Akan tetapi pada saat tiba, pada saat kapal pun bergerak meninggalkan dermaga. Saya sih nggak menyaksikan kejadian tersebut, karena sudah sibuk menjelajahi kapal mencari tempat untuk membaringkan tubuh. Perjalanan menuju Bakauheni ditempuh selama 2 jam. Malam itu memang belum kenalan dengan peserta yang lain. Lagi pengen sendirian dulu (autis mode : ON). Perut minta di isi. Kaki ini pun bergerak menuju kafetaria. Berharap full AC dan tidak ada asap rokok.
Selesai mengisi perut, mata pun semakin berat. Udah ah..tidur dulu. Setelah menemukan bangku yang cukup lumayan, mata ini pun terpejam. Dan terbangun pada saat kapal telah tiba di Pelabuhan Bakauheni. Segera bergegas menuju tempat mobil di parkir.Dan ternyata tinggal saya yang ditunggu he he he he..

14 Mei 2011, Bakauheni - Kiluan
Dari pimpinan rombongan, kami diberi tahu peserta yang terlambat sudah naik ferry selanjutnya. Dan kami diajak untuk menunggu kedatangannya di Bakauheni sambil menikmati makan pagi yang kepagian. Bayangkan aja makan nasi padang jam 3 pagi. Serasa makan sahur aja :p
Satu jam kemudian, muncul lah peserta yang tertinggal.Salut dengan kegigihannya untuk tetap mengejar ketinggalan sampai Bakauheni. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Bandar Lampung. Mataku sudah amat sangat berat. Akhirnya mata ini pun terpejam. Sudah tak kuat lagi menjadi mata kedua sang supir. 

Sekitar jam 5 pagi, pak Supir merapatkan mobil nya di salah satu pom bensin. Berhenti sejenak dan memberi kesempatan peserta untuk sholat subuh dan buang hajat :).

Perjalanan di lanjutkan menuju Bandar Lampung dimana kami bertemu dengan Pak Dirham (081369991340) pemilik penginapan di Pulau Kiluan. Beliau akan menunjukkan arah menuju Kiluan. Karena banyak orang yang belum mengetahui tempat ini. Dalam perjalanan menuju Kiluan, pak Dirham digantikan oleh adek beliau pak Chairul, karena beliau masih menunggu beberapa tamu lagi. 

Saya pun mencoba membuat point mark perjalanan menuju Kiluan di handphone.

Dibutuhkan waktu sekitar 5 jam sampai lokasi. 2 jam pertama jalan masih aspal. 2 jam berikut aspal campur jalan berlubang. 1 jam terakhir jalan batu :). Dan hebat nya, tidak ada peserta yang mabuk... complain... marah-marah.. Semuanya hepi-hepi aja. Karena suguhan pemandangannya luar biasa indah. Apalagi kehidupan masyarakatnya.




Dan akhirnya, tiba di jalan menuju ke Kiluan. Pak Sopir nggak percaya diri untuk menurunin jalan yang terjal. Akhirnya diputuskan untuk di oper dengan ojek. Seru nya satu ojek bertiga (lupakan safety dah untuk yang satu ini). Untuk menuju Pulau Kiluan, kami nyebrang lagi dengan speed boat sekitar 10 menit (without life vest). Pantai pasir putih pun sudah menyambut. Pulau nya kecil. Mungkin Pulau Tidung Kecil masih lebih besar. Di Pulau ini terdapat rumah panggung dengan 6 kamar tidur. Kami kebagian 3 kamar tidur yang akan diisi 13 orang.

Setelah beristirahat dan makan siang, kami pun segera snorkling di depan penginapan di temanin pak Chairul. Beliau membawa kami ke arah timur pulau. Semakin lama ombak nya semakin keras. Dan memang ikan nya semakin bagus. Akan tetapi keras nya ombak menghempaskan tubuh ini ke batu karang. Untungnya nggak apa-apa. Hanya saja Ida yang ku temani selama snorkling juga ikut tergulung dan kambuh asmanya. Untung bukan asma yang akut. Jadi segera menuju tepi pantai untuk menenangkan dirinya. Kami pun kembali ke arah penginapan dan snorkling di depan penginapan saja.



Tak lama, tamu-tamu pun mulai berdatangan. Kami tidak berkesempatan untuk ke Laguna yang diceritakan pak Chairul. Karena masih belum puas, saya dan beberapa teman menjelajahi pulau dengan berjalan kaki. Tapi itu pun juga belum puas. Akhirnya saya, Rini dan Ribut berenang bolak balik melintasi laut menuju daratan terdekat. Senja masih lama. Sambil menunggu makan malam disiapkan, saya mengajak teman-teman untuk menikmati sunset di sebelah selatan pulau. Yah walaupun nggak dapat sunset yang indah, deburan ombak menjelang senja bisa menghibur hati. 

Makan malam yang sudah siap dihidangkan kami santap. Dan kami pun kemudian saling memperkenalkan diri masing-masing. Hebatnya semua adalah traveler sejati (makanya tangguh menghadapi medan apapun :)). Karena esok harus bangun pagi, kami pun bergerak ke kamar yang disiapkan untuk beristirahat.


15 Mei 2011

Jam 2 pagi....tiba-tiba hujan deras mengguyur...oh Tuhan. Tapi mata ini kembali tertutup serambi memanjatkan doa supaya hujan segera reda.

Jam 04. 30 pagi.... kehidupan mulai terasa. Suara hujan sudah tak terdengar lagi. Alhamdulillah sudah reda. Teman-teman pun bersiap-siap. 

Jam 05 pagi.. perut yang mulai lapar diisi dengan mie rebus. Lumayan lah

Jam 05.30 pagi..kami berkumpul di pantai dan siap untuk menuju ke tempat lumba-lumba.

Jam 05.45...jukun yang kunaikin pertama kali berangkat menuju Teluk Kiluan bersama Ifa dan Dwi dan pak Nelayan tentunya. Kali ini wajib pakai life vest. Karena ombak lumayan tinggi dan langit gelap menggantung di ufuk barat. Hati ini deg-deg an. Akan kah bertemu dengan kawanan lumba-lumba?

Satu per satu jukun menyusul ke tengah Teluk. Pak Nelayan mengedarkan pandangan mencari lumba-lumba. Gerimis pun mulai turun...hati kembali cemas. Untung hanya sesaat. Pelangi pun menghias langit. Dan langit pun berubah cerah. Setelah satu jam....."Lumba-lumba".... teriakan pak Nelayan membuat saya kaget. Jukun pun di pacu menuju kawanan lumba-lumba. Wow.... mata ini terkesiap. Jumlah nya mereka bukan hanya satu dua ekor....tapi belasan dan mungkin puluhan. Indah nya. Saking asyiknya menikmati kawanan lumba-lumba, salah satu jukun terbalik. Semua jukun pun segera menolong penumpang kapal tersebut. Dan kami pun kembali mengedarkan pandangan mencari kawanan lumba-lumba. Untunglah beberapa kawanan lumba-lumba melintas di depan kapal. Hembusan nafas mereka saat naik ke permukaan terdengar jelas. Segera saja kamera underwater ku turunkan ke bawah permukaan air berusaha mengabadikan kegiatan mereka.Video Lumba-lumba

Sebenarnya sih belum puas, tapi karena kapal terlalu banyak di hari itu, kawanan lumba-lumba pun sepertinya enggan bermain-main dekat kapal. Setelah 2 jam berada di teluk dan di ombang ambing ombak, kami pun kembali ke penginapan untuk membersihkan badan dan bersiap-siap kembali ke Jakarta. 

Sampai ketemu lagi lumba-lumba Kiluan.. I'll be back. Not in holiday time.




PS : Nah buat yang doyan belanja, setiba di Bandar Lampung mampir dah ke Toko YenYen, tempat penjualan makanan khas lampung di Jalan Ikan Kakap. Kalau akhir pekan ramai dengan pembeli dari Jakarta :).


Next trip will be....

Salam Jalan-jalan,
Lili


No comments:

Post a Comment