“Arung jeram yok…”. Mbak Ririn mengajukan ide ini untuk melalui libur panjang. Ide yang menarik. Setelah cari info kesana kemari, akhirnya dapet juga lokasi arung jeram dengan grade 4 – 5 di Sungai Saddan, Toraja. Hmmm… teman gue sampai ngiler mendengar kabar ini. Dua minggu mempersiapkan semua, dimulailah trip arung jeram ini.
Kamis, 17 Desember 2009
Cuaca cerah di sore hari mulai tergantikan mendungnya langit di ufuk barat. Hati pun berdoa semoga perjalanan dimudahkan. Berita terbaru bahwa jalan poros Palopo – Toraja masih belum bisa dilalui tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap melewati jalur tersebut. Tepat jam 8 malam, kami ber – 8 bergerak meninggalkan Sorowako menuju Toraja. Karena gak bawa sopir, kami membagi jatah jam nyupir dan navigatornya. Giliran pertama oleh Bowo & Mbak Ririn sebagai navigator dengan rute Sorowako – Wotu. Giliran berikutnya aku dan Tyas sebagai navigator dengan rute Wotu – Masamba, kemudian disusul Aziz dan Ayu dengan rute Masamba – Palopo dan yang terakhir Saldee dan Merry dengan rute Palopo – Toraja. Hujan deras, canda tawa, ada yang mabuk darat mengiringi perjalanan kami. Sayang nya begitu tiba di KM 38 poros Palopo – Toraja sekitar jam 1 pagi, jalan di depan kami tertutup oleh reruntuhan batuan. Ukuran batunya segede-gede kerbau dan jalan longsor hampir ¾ bagian. Ya sudah lah, karena jalur ini tidak bisa dilalui, terpaksa kami putar balik dan harus melalui Enrekang. Artinya harus nambah 6 jam nyopir untuk sampai di Makale – Toraja. Badan sudah mulai lelah. Waktu nyupir makin dikurangi menjadi satu jam setiap orang. Komposisi navigator berubah total…
18 Desember 2009
Waktu subuh pun tiba. Kami beristirahat sebentar di Masjid dan berdoa lagi supaya dimudahkan selama perjalanan. Karena terus terang belum pernah ada yang menempuh rute Enrekang – Toraja. Untung aja dah bawa GPS kantor dan ada peta Sulawesi Selatan yang bisa diandalkan selama dalam perjalanan. Akhirnya tiba juga di Makale jam 8.30 pagi (tanpa tersesat). Pak Agus Lamba sebagai provider dari Indosella Expedition dan tim nya sudah menunggu di Kolam Makale. Kebetulan ada tim MAPALA dari UNMUL juga, jadi tambah ramailah perjalanan ini.Setelah ber koordinasi sesaat, kami pun bergerak menuju Buakayu (starting point) dengan iringan 3 mobil kijang. Tapi sebelumnya isi perut dulu di Terminal Makale dengan menu andalan Pop Mie siram dan teh manis panas… habis gak berani makan di warung, takut gak halal . Perjalanan menuju Buakayu sangat menyenangkan.
Kamis, 17 Desember 2009
Cuaca cerah di sore hari mulai tergantikan mendungnya langit di ufuk barat. Hati pun berdoa semoga perjalanan dimudahkan. Berita terbaru bahwa jalan poros Palopo – Toraja masih belum bisa dilalui tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap melewati jalur tersebut. Tepat jam 8 malam, kami ber – 8 bergerak meninggalkan Sorowako menuju Toraja. Karena gak bawa sopir, kami membagi jatah jam nyupir dan navigatornya. Giliran pertama oleh Bowo & Mbak Ririn sebagai navigator dengan rute Sorowako – Wotu. Giliran berikutnya aku dan Tyas sebagai navigator dengan rute Wotu – Masamba, kemudian disusul Aziz dan Ayu dengan rute Masamba – Palopo dan yang terakhir Saldee dan Merry dengan rute Palopo – Toraja. Hujan deras, canda tawa, ada yang mabuk darat mengiringi perjalanan kami. Sayang nya begitu tiba di KM 38 poros Palopo – Toraja sekitar jam 1 pagi, jalan di depan kami tertutup oleh reruntuhan batuan. Ukuran batunya segede-gede kerbau dan jalan longsor hampir ¾ bagian. Ya sudah lah, karena jalur ini tidak bisa dilalui, terpaksa kami putar balik dan harus melalui Enrekang. Artinya harus nambah 6 jam nyopir untuk sampai di Makale – Toraja. Badan sudah mulai lelah. Waktu nyupir makin dikurangi menjadi satu jam setiap orang. Komposisi navigator berubah total…
18 Desember 2009
Waktu subuh pun tiba. Kami beristirahat sebentar di Masjid dan berdoa lagi supaya dimudahkan selama perjalanan. Karena terus terang belum pernah ada yang menempuh rute Enrekang – Toraja. Untung aja dah bawa GPS kantor dan ada peta Sulawesi Selatan yang bisa diandalkan selama dalam perjalanan. Akhirnya tiba juga di Makale jam 8.30 pagi (tanpa tersesat). Pak Agus Lamba sebagai provider dari Indosella Expedition dan tim nya sudah menunggu di Kolam Makale. Kebetulan ada tim MAPALA dari UNMUL juga, jadi tambah ramailah perjalanan ini.Setelah ber koordinasi sesaat, kami pun bergerak menuju Buakayu (starting point) dengan iringan 3 mobil kijang. Tapi sebelumnya isi perut dulu di Terminal Makale dengan menu andalan Pop Mie siram dan teh manis panas… habis gak berani makan di warung, takut gak halal . Perjalanan menuju Buakayu sangat menyenangkan.
Kami melewati beberapa perkampungan Toraja. Tapi rasa ngantuk membuatku lebih memilih untuk tidur dan memulihkan stamina. Jam 11 siang kami berhenti di bukit “Teletubbies” untuk makan siang. Pemandangannya indah banget.
Setelah itu perjalanan di lanjutkan lagi menuju starting point (sekitar 30 menit) dari bukit “Teletubbies”. Tiba di lokasi kami langsung berganti kostum dan beristirahat sebentar. Badan serasa dah mo rontok. Tim Indosella pun mempersiapkan perlengakapan rafting. Semua tas dan perlengkapan dimasukkan ke dalam dry bag. Menjelang jam 1 siang, kami briefing sebentar. Ada 3 perahu yang akan berarung jeram. Kami tidak memulai nya dari daerah Puru, sehingga tidak melaui jeram Puru (Puru = Jilatan Api dalam Bahasa Toraja), karena perlu jalan kaki lagi untuk menuju lokasi tersebut. Wah….gak kebayang deh dengan badan yang sudah super duper lelah di suruh jalan kaki lagi. Next time aja deh, kalau poros Palopo – Toraja sudah terbuka normal. Kali ini kapten kapal aku adalah Pak Theo dengan skipper Rio dan Pak John. Aku satu perahu dengan mbak Ririn, Tyas dan Merry. Teman-teman yang lain di perahu karet satunya. Awal perjalanan menyajikan keindahan pemandangan alam Toraja. Hamparan bukit dan ladang menghijau di depan mata. Kata Pak John serasa di luar negeri . Beberapa jeram kecil pun di lalui. Gw, Mbak Ririn dan Tyas yang sudah beberapa kali berarung jeram sudah tidak sabar melalui jeram-jeram yang terkenal sulit dan sering membuat perahu terbalik. Akhirnya kami pertemu dengan jeram pertama yaitu jeram Photoshop. Di jeram ini Tyas terlempar dari perahu karet. Aku juga gak inget persis bagaimana kejadiannya. Tiba-tiba aja doi sudah gak ada di perahu pada saat melewati jeram ini. Tim skipper pun segera turun untuk membantu Tyas. Jeram berikut nya adalah Jeram Monyet. Di jeram ini tim salah seorang tim Mapala jatuh.
Eh gak tahunya teman 2 teman kami juga jatuh setelah melewati jeram ini. Makin seru nih sepertinya jeram-jeram berikutnya. Walau debit air sedang normal, jeramnya cukup menantang. Jeram Fitri siap menyambut kami dan bisa kami lalui dengan baik. Setiap jeram yang akan di lalui dilakukan spotting dulu oleh tim Indosella untuk memastikan jalur yang akan di lalui. Apakah masuk ke dalam HOLE atau tidak. Masuk hole artinya bersiap-siap untuk terputar di dalam arus air dan perahunya terbalik . Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Kami pun berhenti untuk bermalam. Tim Indosella memasang tenda dan menyiapkan menu makan malam. Waktunya buat para wanita untuk mandi dan perawatan kulit . Air sungai nya cukup keruh, tapi kami tetap aja cuek membersihkan badan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sore itu kami isi dengan canda tawa dan membahas kejadian-kejadian lucu selama rafting, seperti saat Tyas terlempar dari perahu, Bowo yang kehilangan salah satu sepatunya saat terjatuh, Saldee yang ikut terjatuh karena kualat dengan Bowo.
Perut kenyang, mata ngantuk berat dan badan yang lelah menggiring kami satu per satu ke dalam tenda yang sudah disiapkan. Mosquito spray sudah disiapkan (untung nya gak ada nyamuk sama sekali). Jam 7 malam kami pun tertidur lelap. Panggilan makan malam pun sudah tak ku dengar. Badan ini amat sangat lelah. Selamat malam semua.
19 Desember 2009
Brrrr….dinginnya.. tadi malam sempat terkena tetesan air hujan yang masuk melewati sela-sela tenda jendela yang lupa ditutup. Suara debur air sungai cukup kencang di pagi buta. Mata ini sudah terbuka jam 4 pagi. Perut ini perlu diisi dengan yang hangat-hangat. Kebetulan Pak John sedang memasak air panas. Aku pun mengambil coklat sachet untuk diseduh. Sambil menikmati coklat panas, aku ngobrol dengan pak John. Beliau banyak bercerita tentang pengalaman hidup beliau. Tak lama kemudian kapten Theo pun bergabung. Kami bertiga asyik bertukar cerita sambil menunggu terang. Jam 6 teman-teman mulai bangun satu per satu. Curah hujan yang cukup tinggi tadi malam, membuat kami harus menunggu sampai air sungai agak sedikit surut dan debit air mendekati normal. Air sungai pun bertambah coklat. Dalam hati berteriak senang dengan naiknya level air . Kami kemudian sarapan dan mempersiapkan diri untuk arung jeram hari ke -2. Jam 9 pagi perjalanan di mulai. Jeram-jeram menantang sudah siap menyambut kami. Langit biru dan indah nya bukit-bukit menyambut kami. Jeram-jeram kecil pun menyambut untuk pemanasan sebelum melalui jeram Nusa.
Tiba di jeram Nusa, semua perahu karet kembali menepi untuk melakukan spotting.. Sebelum nya, kapten Theo sudah bertanya apakah ingin masuk HOLE atau tidak. Dengan kompaknya tim ku menjawab “MASUK”….hehehee..agak gila emang . Kali ini tim ku di urutan paling akhir untuk melalui jeram tersebut. Agak deg-deg an juga, karena skipper kami tidak mau melalui jeram Nusa. Tim pertama (Saldee, Ayu, Bowo dan Aziz) pun melewati jeram tersebut… Sukses dan tidak ada yang terlempar dari perahu. Tim kedua (Mapala Unmul) dengan suksesnya masuk ke dalam hole dan terbalik… semua perbekalan yang ada di perahu mereka tumpah ke dalam air. Beberapa barang di dalam dry bag besar bisa di selamatkan. Tapi beberapa perlengkapan mereka ada yang hilang terbawa arus. Ini lah saat nya tim ku untuk melalui hole tersebut. Deg-deg an semakin kencang karena skipper kami benar-benar gak ikut. Kapten Theo menghampiri kami dan member pengarahan kembali sebelum masuk ke dalam hole. Saat yang mendebarkan tiba. Waktu serasa berjalan lambat sekali begitu mendekati hole. Adrenalin semakin memuncak. Satu…dua…satu..dua..kami mendayung dengan semangat mengikuti aba-aba kapten Theo. Hole sudah di depan mata dan kemudian semuanya berlalu begitu cepat. Komando kapten Theo sudah tak bisa ku dengar. Tangan ini hanya bisa berpegangan erat di tali perahu supaya tidak terlempar…dan akhirnya kami melewati hole tersebut dengan sukses tanpa ada satupun yang terlempar dari perahu (https://www.facebook.com/v
Awal-awalnya agak sedikit bengong dengan keberhasilan kami…setelah sadar, baru deh pada ketawa-ketawa. Kapten Theo juga senang sekali, karena beliau sudah sebelas kali lewat jeram tersebut selalu terputar-putar di dalamnya. Jeram Nusa adalah jeram terbesar yang dilalui di hari ke – 2. Selanjutnya jeram-jeram grade 3 – 4. Gak terasa perut sudah lapar. Jam 12-an siang kami menepi untuk makan siang dan ber-foto di sekitar lokasi.
Perjalanan pun dilanjutkan. Kami pun tiba di finish point di Desa Pappi, Kab. Enrekang (sekitar 3 km dari Kab. Enrekang). Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Kami pun segera berganti baju dan berpamitan dengan tim Indosella dan Mapala Unmul yang sudah menemani kami selama 2 hari. Kami pun meninggalkan Desa Pappi dengan sejuta kenangan indah.
Karena hari sudah sore, kami putuskan untuk bermalam di Palopo. Dalam perjalanan kami mampir makan malam di Sidrap untuk makan Belibis.
Kudu hati-hati ya… karena kami sempat merasa tertipu karena ketidak telitian kami. Jadi mereka akan menghidangkan beberapa potong daging belibis / ayam dalam satu piring dan yang dihitung hanya yang dimakan saja. Karena kami gak tahu sistemnya seperti itu, kami habiskan aja apa yang terhidang di depan mata karena berpikiran emang segitu lah porsinya. Eh gak tahunya pas akan bayar di kasir dihitung nya per potong. Yahhhh….lumayan menghabiskan budget kami. Bayangkan aja 8 orang yang makan bisa menghabiskan 30 potong daging belibis goreng. Tapi semua itu dijadikan bahan guyonan. Sampai saat mengalami pecah ban pun masih pada becandaan. Bener-bener perjalanan yang mengesankan.
20 Desember 2009
Menjelang jam 1 pagi, kami tiba di Palopo. Badan sudah sangat penat dan minta istirahat. 2 kamar suite di Citra Buana Hotel menjadi pilihan. Huffff…akhirnya istirahat juga.
Pagi jam 6 kami pun bangun dan bergantian mandi. Sarapan, ganti ban mobil, mampir ke KFC dan ke bengkel menjadi kegiatan hari itu. Semuanya dilakukan secepat dan seefisien mungkin. Tepat jam 1 kami pun meninggalkan Palopo menuju Sorowako. Kembali ke desa lagi untuk bekerja demi segenggam berlian …hehehehhe..
Thanks berat buat Mbak Ririn, Tyas, Ayu, Merry, Bowo, Saldee dan Aziz … seneng buangettt menghabiskan long weekend dengan kalian.. apalagi dengan banyolan yang tiada hentinya sehingga gak bisa diceritakan detil di catper ini saking banyaknya.
Terima kasih juga untuk Pak Agus Lamba, Om John, Kapten Theo dan teman-teman dari Indosella Expedition…sampai bertemu kembali di ekpedisi Sungai Rongkong.
Tim Mapala Unmul… kali-kali aja bisa ketemu kembali, ada yang pengen kenalan tuh .
Foto : https://www.facebook.com/a
ngintipp... baru ngehh.. :)) *Ngin
ReplyDelete